Penyebab autis atau autisme perlu setiap orang ketahui karena tidak mudah untuk mengetahui bahwa anak mengidap autisme. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang membuat seseorang sulit berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku seperti umumnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), satu dari 160 anak di dunia mengalami autis atau Autism Spectrus Disorder (ASD). Sekarang ini definisi autisme diperluas menjadi gangguan spektrum autisme (GSA) yang mencakup beberapa gangguan perkembangan otak lainnya.
Melansir National Institute of Health, bukti sejauh ini menemukan bahwa hasil tes pencitraan otak dari anak dengan autis sedikit berbeda dari anak-anak lain yang tidak memiliki gangguan tersebut. Gambar pencitraan otak pada anak dengan autisme menunjukkan perbedaan pada beberapa area otak yang mungkin terjadi selama masa perkembangan awal dalam kandungan.
Lebih lanjut, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), penyebab kondisi ini bisa karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap autisme.
Baca Juga: Ciri Ciri Anak Autisme yang Perlu Ayah dan Bunda Tahu!
Faktor Risiko Penyebab Autisme Pada Anak
Menurut Centers for Disease Control & Prevention, bahwa belum ada penyebab pasti anak mengalami autis atau autisme. Lebih lanjut, periset berpendapat bahwa ada beberapa faktor lainnya yang meningkatkan kemungkinan anak mengalami autis.
Berikut beberapa faktor risiko yang berperan sebagai penyebab autis atau autisme, antara lain:
1. Faktor keturunan atau genetik
Autisme cenderung terjadi dalam keluarga dan mungkin merupakan sesuatu yang orangtua wariskan ke anaknya.
Misalnya, jika salah satu orangtua atau keluarga mengalaminya, maka bisa menjadi penyebab autis yang mereka turunkan kepada anak. Bila seorang anak terdiagnosis dengan autisme, adiknya juga punya peluang lebih besar mengidap autisme. Jadi, ada kemungkinan anak kembar akan sama-sama mengidap autisme.
Dalam beberapa kasus, autisme bisa berkaitan dengan gangguan genetik seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous. Sindrom fragile X adalah kondisi genetik yang dapat menyebabkan masalah perkembangan, terutama gangguan kognitif. Anak yang mewariskan gen ini umumnya mengalami keterlambatan perkembangan bicara, kecemasan, perilaku hiperaktif dan impulsif.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan telah berkontribusi terhadap perkembangan autisme. Sebagai contoh, faktor yang menjadi penyebab autis pada anak adalah obat-obatan tertentu yang sang ibu konsumsi selama kehamilan bisa jadi salah satu pemicunya.
Selain penggunaan obat, polutan udara juga bisa memicu terjadinya autisme. Kemungkinan besar ini meliputi bahan kimia pada udara yang dihirup selama masa kehamilan.
3. Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu
Menurut pengamatan ahli, kondisi kesehatan tertentu juga bisa berkaitan dengan penyebab autis, seperti:
Down syndrome
Suatu gangguan genetik yang menyebabkan tertundanya perkembangan, ketidakmampuan belajar dan fitur fisik yang tidak normal.
Distrofi otot
Sekelompok kondisi genetik yang menyebabkan kelemahan otot progresif dan hilangnya massa otot. Dalam distrofi otot, gen yang tidak normal mengganggu produksi protein sehingga menyebabkan masalah pada otot yang sehat.
Cerebral palsy
Suatu gangguan kronis pada otak dan sistem saraf, menyebabkan masalah pergerakan dan koordinasi. Anak yang lahir dengan kondisi ini umumnya bertubuh kaku, sulit mengunyah, sulit berdiri dan duduk dengan tegap.
Kondisi yang menimpa bayi yang baru lahir ini memang sulit dicegah. Namun, sebaiknya orangtua atau keluarga tidak berkecil hati dengan hal ini. Selama menerapkan gaya hidup sehat, mencukupi nutrisi, tidak merokok dan minum alkohol selama kehamilan, risiko masalah kesehatan pada bayi dapat menurun. Paling penting, harus selalu mengecek kesehatan ibu dan janin ke dokter secara berkala.
4. Bayi lahir prematur
Meski penyebab autis pada anak belum diketahui secara pasti, bayi yang lahir prematur sangat rentan mengalami kelainan ini.
Autisme kemungkinan besar terjadi pada bayi yang lahir sebelum memasuki usia 26 minggu kehamilan. Ada banyak kondisi yang berkaitan dengan kelahiran bayi prematur. Ini bisa terjadi akibat adanya infeksi atau komplikasi yang terjadi pada sang ibu selama kehamilan.
5. Bayi lahir dari kehamilan saat usia tua
Sebuah studi melaporkan bahwa usia ibu hamil berdampak pada peningkatan risiko penyebab autis. Ibu yang hamil lebih dari usia 40 tahun berisiko 51% memiliki anak dengan autis – 2 kali lebih besar daripada ibu yang hamil pada usia sekitar 25 tahun.
Kemungkinan besar usia sang ibu berpengaruh pada gen yang ia wariskan maupun perkembangan otak bayi selama dalam kandungan. Apabila mengalami kehamilan pada usia tua, selalu lakukan konsultasi dengan dokter untuk memantau perkembangan dan kesehatan janin.
6. Kekurangan dan kelebihan asupan asam folat
Asam folat merupaan salah satu gizi yang ibu hamil butuhkan untuk perkembangan janin dan perkembangan otak.
Sebaiknya, pastikan bahwa ibu hamil menonsumsinya dengan dosis yang cukup. Hal ini karena kekurangan atau kelebihan dosis dapat menjadi faktor penyebab autis pada anak.
Penelitian dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan bahwa kelebihan kadar folat (4 kali dari jumlah yang direkomendasikan), akan meningkatkan risiko 2 kali lipat anak mengalami ASD. Namun, kekurangan asupan folat pada awal kehamilan juga dapat meningkatkan risiko ASD pada anak.
Baca Juga: METODE SUNAT KHUSUS BAGI ANAK AUTISME