Alergi antibiotik atau obat tertentu juga dapat dialami oleh anak-anak. Alergi antibiotik ini merupakan bagian dari reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap kandungan yang terdapat dalam antibiotik. Golongan antibiotik yang umumnya memicu alergi pada anak-anak, yaitu sulfa dan penisilin.
Mengutip dari jurnal Nature Reviews Immunology, sistem kekebalan tubuh selalu bekerja mencari bakteri, virus, parasit dan zat beracun lainnya yang berada dalam tubuh untuk dikeluarkan. Namun, pada beberapa kasus tertentu terdapat orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya mengalami kesalahan dalam membaca substansi obat. Sehingga dianggap sebagai ancaman bagi tubuh.
Biasanya, seseorang akan sadar bahwa ia alergi setelah mereka mengonsumsi obat. Mereka akan mengalami beberapa gejala dari ringan hingga berat. Setiap orang
Gejala Alergi Antibiotik
Biasanya, gejala yang timbul pada anak dapat muncul langsung saat itu juga atau beberapa jam antara 1-2 jam setelah anak mengonsumsi obat. Namun, juga bisa gejalanya baru muncul seminggu kemudian. Waktu reaksi pada setiap anak berbeda.
Anda sebagai orangtua perlu mengetahui bahwa alergi obat berbeda dengan efek samping obat. Berikut gejala alergi obat yang dapat terjadi pada anak Anda:
Gejala ringan
- Ruam atau kemarahan pada kulit, yang ukurannya bervariasi. Kulit akan terlihat seperti bersisik dan mengelupas
- Gatal-gatal, akan anak rasakan di seluruh tubuhnya atau hanya pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, leher, pipi atau perut.
- Demam, anak juga akan memungkinkan mengalami gejala ini mulai dari ringan sampai berat yang menandakan tubuh anak tidak dapat menerima obat tersebut.
- Biduran, berbentuk seperti bentol merah yang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari kecil ataupun besar. Biasanya gejala ini muncul berkelompok dan rasanya sangat gatal.
- Pembengkakan, juga merupakan salah satu gejala alergi antibiotik atau obat tertentu. Biasanya pembengkakan muncul sekitar area bibir, lidah atau wajah.
- Batuk, biasanya anak yang mengalami alergi juga menyebabkan batuk yang disertai dengan bunyi ‘ngik’ saat anak bernapas.
Gejala berat
- Nadi cepat dan lemah
- Sesak napas
- Sensasi detak jantung yang cepat atau berdebar
- Terjadi penyempitan saluran udara dan tenggorokan
- Pusing
- Kehilangan kesadaran
Alergi dapat menimbulkan gejala ringan hingga sangat serius, bahkan berisiko mengancam nyawa. Apabila mengalami gejala yang tidak terduga dari penggunaan obat, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter.
Faktor Risiko
- Peningkatan penggunaan obat tertentu, seperti penggunaan yang berulang, dalam jangka panjang, atau dosis tinggi.
- Keturunan juga merupakan salah satu faktor risiko seseorang mengalami alergi, apabila ada anggota keluarga yang memiliki alergi terhadap obat tertentu.
- Memiliki riwayat jenis alergi lain, seperti alergi makanan.
- Alergi terhadap obat lain, seperti apabila memiliki alergi penisilin, kemungkinan akan mengalami alergi terhadap amoxicillin.
- Memiliki penyakit tertntu yang menyebabkan tubuh rentan, seperti HIV.
Jenis Obat yang Menyebabkan Reaksi Alergi
- Antibiotik, seperti penicillin
- Aspirin dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
- Jenis obat kemoterapi untuk kanker
- Obat-obatan untuk penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis
- Insulin (terutama bersumber hewani)
- Sefalosporin (jenis lain dari antibiotik)
- Jenis 0bat untuk infeksi HIV
Penanganan Alergi Antibiotik pada Anak
Menghentikan konsumsi obat
Sebaiknya langsung menghentikan mengonsumsi obat penyebab alergi ini dan segera mencari bantuan medis.
Memeriksakan anak ke dokter
Ketikan dokter memeriksakan anak Anda, dokter akan memberikan obat untuk membantu meredakan gejala. Kemudian, anak akan disarankan untuk melakukan tes alergi untuk mengetahui penyebabnya secara tepat.
Berhenti menggunakan obat yang sama
Jika sudah mengetahui obat jenis apa yang menyebabkan anak mengalami kondisi tersebut, sebaiknya Anda perlu mencatat dan mengingatnya. Hal ini dapat berguna untuk menghindari penggunaan berulang obat yang sama.