Orangtua tidak boleh meremehkan infeksi saluran kemih pada bayi. Walaupun cukup sulit terlihat, kenali apa saja gejala, penyebab, hingga cara mengatasi infeksi saluran kemih (ISK) pada bayi. Infeksi saluran kemih (ISK) pada bayi adalah kondisi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih melalui uretra (tempat mengalirnya urine). Tak hanya masuk ke dalam saluran kemih, tetapi bakteri pun tumbuh atau menyebar hingga organ lainnya seperti ginjal.
Apalagi, penyakit ini umum terjadi pada bayi maupun anak yang masih menggunakan popok. Sekitar 4% bayi serta balita mengalami kondisi ini pada 12 bulan pertama. Oleh karenanya, orangtua perlu membawa anak ke dokter karena ISK pada bayi tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Kendati demikian, tak perlu khawatir berlebihan karena penyakit infeksi pada bayi ini tergolong mudah untuk mengatasinya.
Apa saja gejala infeksi saluran kemih pada bayi?
Infeksi pada bayi ini terjadi pada bagian bawah saluran kemih yang meliputi uretra dan kandung kemih. Mengutip dari John Hopkins Medicine, berikut ini merupakan gejala/ tanda ISK pada bayi yang biasa terjadi, seperti:
- demam,
- urine berbau tidak sedap,
- lebih rewel,
- menangis terus menerus,
- muntah,
- tidak mau menyusu,
- sering buang air kecil meskipun sedikit,
- diare,
- ruam popok yang sulit hilang.
Sebaiknya, segera bawa anak ke dokter saat Anda melihat gejala ISK pada bayi tersebut. Terutama saat ia mengalami demam tinggi yang tidak tahu apa penyebabnya. Apalagi, bayi belum bisa memberitahu orangtuanya tentang rasa ketidaknyamanan atau sakit pada area saluran kencingnya.
Apa saja penyebabnya?
Sebagian besar penyebab utama terjadinya infeksi pada bayi ini adalah karena bakteri, virus, serta jamur. Bakteri dari usus atau feses masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra lalu menyebar dan tumbuh pada area saluran kemih. Perlu orangtua ketahui pula bahwa kemungkinan besar penyebab ISK pada bayi yang paling umum adalah bakteri Escherichia coli (E. coli).
Faktor risiko ISK pada bayi
Bayi laki-laki yang belum sunat juga lebih berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Berikut adalah faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko ISK pada bayi, antara lain:
- Kelainan bentuk ginjal,
- Penyumbatan pada saluran kemih,
- Refluks vesikoureteral,
- Faktor keturunan, serta
- Tidak menjaga kebersihan organ intim bayi.
Bagaimana cara mengobati infeksi pada bayi ini?
Pengobatan serta perawatan penyakit ini akan dokter lakukan sesuai dengan gejala, usia, hingga kondisi kesehatannya. Umumnya, tak berbeda jauh dengan orang dewasa, hanya saja bayi perlu untuk mendapatkan antibiotik serta cairan tubuh yang cukup melalui ASI.
Pada bayi usia kurang dari 3 bulan, dokter akan memberikan antibiotik melalui infus. Sementara pada bayi usia lebih dari 3 bulan, ia akan mengonsumsi antibiotik secara langsung. Pemberian obat ini akan berlangsung selama 7 – 14 hari bergantung pada seberapa cepat infeksi menghilang.
Setelah pengobatan selesai dan gejala ISK secara bertahap membaik, dokter akan melakukan tes ulang untuk melihat apakah infeksi sudah benar-benar menghilang. Poin utama agar bayi terhindar dari kondisi ISK adalah dengan menjaga kebersihan popok dan organ intim. Selain itu, anak juga bisa melakukan sunat untuk mencegah risiko infeksi pada bayi ini terulang kembali.