Sunat anak perempuan memang masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Tindakan sunat dalam dunia medis dikenal sebagai tindakan sirkumsisi. Prosedur sunat umumnya dengan membuang sebagian maupun seluruh kulit penutup pada penis. Biasanya dilakukan untuk laki-laki namun pada beberapa adat dan kebudayaan juga ada pada perempuan.
Sunat pada laki-laki memang mendatangkan manfaat khususnya untuk kesehatan. Namun, pada anak perempuan tidak memberikan manfaat secara signifikan untuk kesehatan dan malah berbahaya. Karena hal inilah maka tindakan sunat pada perempuan masih menjadi kontroversi pada banyak negara.
Fakta Menarik
Melansir National Health Service, Female genital mutilation, (2021), praktik sunat perempuan memiliki sejumlah fakta menarik. Berikut beberapa fakta menarik yang perlu kamu ketahui:
Terdapat berbagai jenis sunat anak perempuan
Jika pada anak laki-laki hanya dengan membuang bagian kulit penutup pada penis atau yang umum disebut sebagai preputium, sunat pada anak perempuan umumnya dengan memotong atau melukai sedikit penutup pada bagian klitoris. Praktik sunat ini dikategorikan dalam 4 jenis, yaitu:
- Tipe pertama
Pada tipe pertama maka pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar pada klitoris bagian luar dan kulit klitoris yang mengelilingi bagian kelenjar klitoris.
- Tipe kedua
Pada tipe kedua pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar pada klitors dan lipatan vulva dengan lipatan luar bagian vulva.
- Tipe ketiga
Pada tipe ketiga, yaitu dengan tindakan menyempitkan bagian lubang vagina dengan cara membuat segel penutup pada vagina. Segel tersebut terbentuk dengan memotong atau menempatkan ulang bagian labia minora atau labia mayora, kadang kadang dengan jahitan atau pelepasan preputium klitoris dan juga kelenjar.
- Tipe keempat
Pada tipe ini termasuk yang palih berbahaya karena menusuk, merobek, memotong bagian vagina wanita.
Praktik sunat anak perempuan pada banyak negara
Malansir Healthline (2021), WHO atau World Health Organization mencatat terdapat lebih dari 200 juta anak perempuan yang sudah melakukan tindakan sunat. Praktik ini paling banyak terjadi pada negara Afrika, Timur Tengah dan juga Asia. Sunat anak perempuan biasanya terjadi pada bayi hingga remaja umur 15 tahun. Tidak jarang juga pada wanita dewasa.
Jika pada anak laki-laki sunat bisa memberikan manfaat positif khususnya untuk kesehatan. Seperti untuk menjaga penis agar tetap bersih, serta mengurangi risiko terjadinya penyakit seperti kanker penis, infeksi saluran kemih, sifilis, herpes genital hingga penyakit menular seksual.
Melansir Mayo Clinic (2021), sunat anak perempuan tidak memiliki manfaat apa-apa dan bisa membahayakan bagi penderitanya. Malah prosedur ini bisa menimbulkan komplikasi seperti:
- Rasa nyeri yang luar biasa,
- Pendarahan hebat,
- Bengkak pada bagian vagina,
- Demam,
- Risiko terjadinya infeksi,
- Menimbulkan trauma,
- Penyembuhan yang lama,
- Kematian.
Pada jangka panjang, sunat perempuan bisa menyebabkan terjadinya:
- Wanita menjadi kesulitan saat buang air kecil atau bahkan menyebabkan infeksi saluran kemih,
- Keputihan, bacterial vaginosis dan juga gatal vagina,
- Masalah menstruasi,
- Membahayakan proses persalinan,
- Menimbulkan masalah saat berhubungan seksual.
Dampak sunat perempuan saat kehamilan
Wanita yang telah menjalani sunat bisa mengalami kesulitan saat hamil dan juga melahirkan. Karena hal inilah WHO sangat menolak tindakan sunat anak perempuan. Prosedur ini menurut WHO selain mempersulit proses kehamilan juga tidak memiliki manfaat untuk kesehatan perempuan. Selain itu secara pengakuan hukum, praktik ini adalah pelanggaran hak asasi pada wanita dan juga anak.