Parafimosis dan fimosis sering dianggap sama. Padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda. Parafimosis adalah kondisi kulit yang menutupi kepala penis (kulup) tidak dapat kembali ke posisi semula (ke kepala penis) setelah ditarik ke belakang. Kondisi ini bisa terjadi pada semua laki-laki segala usia, tapi lebih sering dialami oleh bayi dan remaja yang belum sunat atau sudah sunat namun menggunakan teknik sunat yang kurang tepat.
Ketika kulup tidak dapat kembali ke posisi semula, batang penis menjadi terjepit oleh kulup sehingga menyebabkan pembengkakan glans penis dan preputium. Sehingga berakibat aliran darah pada penis terhambat atau berhenti. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan menyebabkan komplikasi yang serius.
Sementara itu, fimosis adalah kondisi ketika penis tidak dapat ditarik ke belakang. Fimosis biasanya terjadi pada bayi dan balita yang belum sunat.
baca juga: Alami Fimosis, Ryana Dea Memutuskan Untuk Melakukan Sunat Pada Putranya
Gejala Parafimosis
Gejala umum yang mudah terlihat adalah ketika kulup tidak lagi dapat ditarik kembali ke kepala penis. Namun, ada juga beberapa gejala lainnya, yakni:
- pembengkakan pada kepala penis
- rasa nyeri pada penis
- perubahan warna ujung penis menjadi merah tua atau kebiruan yang kemungkinan terjadi karena aliran darah yang terhambat
Apabila anak mengalami kondisi tersebut, segeralah periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Parafimosis
Ada beberapa faktor penyebab kondisi ini, seperti:
- belum sunat
- teknik sunat yang kurang tepat
- mengalami infeksi akibat tidak menjaga kebersihan penis
- menarik kulup terlalu berlebihan
- memiliki kulup yang ketat
- menjalani kateter
Cara Mengatasi
Terdapat beberapa cara mengatasi parafimosis, namun bergantung pada usia dan kondisi yang dialami. Langkah awal yang dapat dilakukan di rumah adalah melakukan kompres dingin pada area penis untuk membantu mengurangi pembengkakan. Selain itu, dapat memasang perban pada penis.
Jika pergi ke dokter biasanya akan menyuntikkan hyaluronidase, enzim yang dapat membantu mengurangi pembengkakan. Langkah selanjutnya, setelah pembengkakan berkurang adalah mengembalikan kulup kembali ke posisi semula. Saat prosedur, kulup akan diberikan pelumas dan dokter akan memijat secara perlahan dan menarik kulup ke posisi semula secara perlahan.
Sunat mungkin akan dibutuhkan untuk mencegah kondisi berulang. Hanya saja, pastikan memilih klinik sunat yang tepat dan ditangani oleh dokter yang memiliki jam terbang tinggi. Hal ini tentu saja untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan.