Anak sunatan tapi selama prosesnya menangis, sebenarnya merupakan hal yang wajar dan tidak perlu membuat Ayah Bunda merasa panik. Menangis merupakan salah satu cara anak berkomunikasi untuk menyampaikan rasa ketidaknyamanan, takut, atau ketika ia membutuhkan atau menolak sesuatu.
Biasanya, saat anak nangis orangtua akan panik dan hal ini bisa membuat anak akan tambah menangis histeris. Contoh lainnya, saat menangis orangtua akan menakut-nakuti atau memarahi anak yang justru juga bisa membuat anak semakin kencang tangisannya karena ketakutan. Oleh sebab itu, orangtua harus berhati-hati dalam merespon anak yang menangis agar tangisannya tidak semakin histeris dan lama.
Apalagi ketika anak sunat, orangtua perlu berhati-hati agar anak tidak semakin histeris dan melakukan gerakan yang justru akan menyulitkan dokter.
Cara Menenangkan Anak Sunatan yang Sambil Menangis
1. Berikan Kenyamanan
Ketika anak sunatan sambil menangis, dekati si Kecil dan beri kenyamanan, seperti pelukan atau usapan lembut. Saat anak menangis, ia membutuhkan kedekatan dengan orangtua agar lebih tenang dan sebagai tanda bahwa orangtuanya ada untuk sang anak.
2. Jangan Memberikan Reaksi Berlebihan
Jangan bereaksi berlebihan, seperti memarahi, menakuti, memukul, atau berteriak memintanya diam,.Anak akan merasa bahwa menangis dan merengek adalah cara ampuh untuk menarik perhatian orangtua dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya untuk tidak melakukan sunat.
3. Berikan Pujian
Saat proses sunat berlangsung dan anak bisa berhenti menangis atau saat setelah selesai tindakan, Ayah Bunda bisa memberikannya pujian. Misalnya, ” Terima kasih ya, kamu sudah berani untuk sunat. Kamu hebat!”
Baca Juga: Tidak Hanya Anak, Orangtua Juga Perlu Persiapan Saat Anak Sunat
Dampingi Anak Sunatan untuk Memberikannya Keberanian
Saat waktu anak sunat tiba, pasti mereka memiliki rasa takut saat menjalani proses sunat. Orangtua dalam hal ini perlu memberikan pendampingan yang maksimal untuk mengurangi rasa takut. Temani anak sejak dalam persiapan hingga proses sunat selesai. Dalam masa penyembuhan, orangtua harus selalu ada. Jika anak membutuhkan sesuatu, orangtua sebaiknya menyiapkan apa kebutuhannya tersebut.
Anak sunat membutuh persiapan mental dari anak itu sendiri dan orangtuanya. Tak jarang anak sunat di waktu yang cukup muda sehingga menimbulkan kekhawatiran orangtua. Atau sebaliknya, anak belum berani melakukan sunat tapi ia dipaksa orangtuanya. Kedua kondisi ini harus dibicarakan dengan baik antara anak dan orangtua. Salah satu pihak sebaiknya tidak saling memaksaka
Baca Juga: SERING MENAKUTI, ANAK JADI TAKUT DI SUNAT