Hiperaktif adalah suatu perilaku yang ditandai dengan banyak bergerak aktif secara tiba-tiba dan agresif, serta sulit konsentrasi.
Sebenarnya, banyak anak yang mengalami masa-masa ketika mereka tidak bisa diam atau perhatiannya mudah teralihkan. Meski terlihat seperti gejala ADHD, perlu orangtua ketahui bahwa ini merupakan hal yang normal terjadi pada anak. Artinya, tidak semua anak yang memiliki sifat hiperaktif menderita ADHD.
Oleh karena itu, orangtua perlu tahu perbedaan antara hiperaktif dan ADHD untuk mengenali dan memastikan kemungkinan adanya salah satu dari kedua kondisi tersebut pada anak. Agar lebih jelas, pemeriksaan ke dokter juga bisa dilakukan untuk memastikan penyebab gejala atau perilaku yang timbul pada anak.
Gejala Anak Hiperaktif Adalah …
Melansir dari MedlinePlus, perilaku hiperaktif pada anak biasanya ditandai sifat-sifat berikut ini.
- Gelisah atau bergerak terus-menerus.
- Berjalan mondar-mandir.
- Berbicara terlalu banyak.
- Kesulitan melakukan aktivitas yang membutuhkan ketenangan, misalnya membaca.
Namun, memang cukup sulit untuk mengenali perbedaan antara gejala ADHD dan hiperaktif. Setiap orang bisa menganggap sikap aktif yang anak tunjukkan secara berbeda-beda. Ada orang yang menganggapnya sikap berlebihan, tetapi ada juga yang tidak.
Kendati demikian, memang ada beberapa anak yang terlihat jelas memiliki sifat aktif yang jauh berbeda jika membandingkannya dengan anak-anak pada umumnya.
Selain mengenalinya dari gejala, normalnya anak yang sangat aktif masih bisa memberikan respons yang baik jika ada yang memberikan arahan yang jelas dan melatih fisiknya secara rutin. Sementara itu, anak dengan ADHD akan kesulitan mengikuti arahan dan perintah.
Lebih lanjut, anak yang hiperaktif biasanya sulit untuk memusatkan perhatian, beraktivtas fisik yang berlebihan, dan bereaksi cepat tanpa pikir panjang. Jika kondisi ini tidak terkontrol dengan baik, berisiko dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebab, anak mungkin tidak bisa memperkirakan dampak akibat dari perilakunya.
Mengatasi Anak Hiperaktif Adalah Dengan Cara Ini
Memiliki anak yang kelewat hiperaktif mungkin akan membuat Ayah dan Bunda bingung dan kewalahan. Berikut beberapa cara terapi di rumah yang bisa membantu orangtua dalam menghadapi anak hiperaktif agar lebih tenang dan fokus.
1. Jauhkan dari gangguan
Anak dengan kondisi ini akan cenderung lebih sulit untuk fokus dan berpidah dari satu tugas ke tugas lainnya. Itulah mengapa , sebagai salah satu upaya terapi anak hiperaktif di rumah, penting bagi orangtua atau pengasuhnya untuk mengatur suasana nyaman di sekitarnya sebagai terapi anak hiperaktif di rumah.
Hal ini terutama bisa dilakukan saat anak Anda sedang mengerjakan PR atau bahkan belajar untuk persiapan ujian. Jangan memaksa anak untuk duduk tenang karena hal ini justru akan membuat ia semakin gelisah. Tapi, cobalah untuk kurangi gangguan di sekitarnya sehingga akan membantunya lebih fokus.
2. Atur pola hidup yang terstruktur
Anak hiperaktif membutuhkan perintah yang jelas dan sebuah pola terstruktur untuk ia ikuti. Hal ini karena anak dengan kondisi ini cenderung lebih cepat cemas saat ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Oleh sebab itu, sebagai cara mengatasinya orangtua atau pengasuh bisa mencoba untuk membuat rutinitas yang sederhana dan terjadwal di lingkungan rumah. Misalnya dengab menentukan waktu makan, sikat gigi, belajar, bermain, dan bahkan tidur.
Melansir dari UCHealth, orangtua atau pengasuh juga bisa mencoba membagi waktu anak saat mengerjakan setiap kegiatan. Misalnya, minta anak untuk tetap fokus selama sekitar 5—15 menit, lalu biarkan anak istirahat selama 5 menit. Sebaiknya manfaatkan waktu istirahat tersebut dengan baik dan hindari penggunaan gadget.
Dengan rutinitas yang terencana, otak anak akan belajar menerima sesuatu yang lebih terstruktur sehingga harapannya ini akan membuatnya lebih tenang dan fokus untuk melakukan sesuatu.
3. Membuat peraturan yang jelas dan konsisten
Setiap orangtua memang memiliki caranya sendiri untuk mendidik anak. Ada yang mungkin menetapkan banyak peraturan, tetapi ada pula yang lebih santai. Sayangnya, anak dengan kondisi ini tidak bisa mendidiknya dengan cara yang santai. Mereka umumnya membutuhkan peraturan yang jelas dan konsisten. Itulah sebabnya, penting untuk menerapkan kedisipilinan positif dan sederhana sebagai terapi untuk anak hiperaktif di rumah.
4. Sabar
Perilaku anak dengan kondisi ini biasanya menunjukkan perasaan dengan sangat jelas dan gamblang. Entah itu kegembiraan atau ledakan kemarahan secara tiba-tiba saat suasana hatinya memburuk.
Meski begitu, sebaiknya bagi para orangtua atau pengasuh untuk tetap tenang dan sabar. Hindari membentak dan memberikan hukuman fisik pada anak.
Ingat, tujuan ingin mengajarkan anak untuk lebih tenang dan tidak agresif, sedangkan kedua hal tersebut justru akan membuat kemarahan si Kecil semakin tidak terkendali. Cobalah untukmenenangkan anak dengan mengajarkan teknik pernapasan sederhana, yaitu dengan mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan selama beberapa kali sampai ia merasa tenang.
5. Perhatikan makanannya
Beberapa orang beranggapan jika konsumsi gula berlebih akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Padahal, tidak demikian.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang terbukti secara ilmiah bahwa gula bisa menyebabkan seseorang menjadi hiperaktif. Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa memengaruhi perilaku seseorang. Inilah mengapa Anda perlu memperhatikan apa pun yang anak konsumsi sebagai salah satu cara mengatasi anak hiperaktif.