Metode sunat bayi seperti apa yang aman, terutama saat pandemi? Jika Bunda baru saja melahirkan bayi laki-laki dan dokter menyarankan untuk menyunat si Kecil dalam beberapa hari setelah ia lahir, bagaimana nih tanggapan Bunda?
Bunda mungkin merasa sangat khawatir jika si Kecil harus segera sunat, karena sunat bayi justru bisa menimbulkan risiko untuk kesehatan. Umumnya, sunat dilakukan pada anak laki-laki yang telah berusia 5 tahun ke atas, meskipun ada sebagian yang disunat saat bayi atau balita.
Menurut dokter spesialis bedah saraf, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBs menjelaskan bahwa anak laki-laki sebaiknya disunat saat bayi sebelum berumur 40 hari. Saat anak masih bayi, pembuluh darahnya masih sangat kecil, sehingga mengurangi risiko terjadinya pendarahan dan proses pemulihannya juga lebih singkat, karena sel-sel dalam tubuhnya beregenerasi dengan cepat.
Berbagai anggapan tentang sunat bayi yang berbahaya dan sangat berisiko, kemungkinan karena adanya kesalahan dalam tindakan sunat, atau memang ada kelainan medis pada bayi sehingga menyebabkan pendarahan. Namun, jika dokter melakukan teknik sunat dengan tepat, maka sunat bayi masih aman dilakukan.
Manfaat sunat bayi
Dari segi medis, sunat bayi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengurangi risiko terkena infeksi pada saluran kemih
- Mencegah terjadinya fimosis, parafimosis atau balanitis
- Menurunkan risiko penyakit kanker penis
- Mencegah risiko terkena penyakit menular seksual di kemudian hari
Adapun risiko yang mungkin terjadi yaitu pendarahan, infeksi pada penis, peradangan ataupun pembengkakan, ataupun kulup yang bisa muncul kembali.
Metode sunat
- Metode Konvensional
Hingga kini, dokter masih menggunakan metode konvensional untuk tindakan sunat. Dokter akan memberikan bius lokal pada area penis dan selanjutnya melakukan bedah kecil berupa sayatan untuk memotong lapisan kulit luar atau kulup pada ujung kepala penis.
Proses sunat dengan metode ini lebih lama dari metode lainnya, namun risiko infeksi lebih kecil dan biayanya juga lebih terjangkau.
- Metode Laser
Sunat laser sebenarnya tidak menggunakan energi cahaya atau sinar laser untuk membuang kulup pada penis. Metode ini menggunakan alat elektrokauter dengan aliran listrik untuk memotong kulup.
Sunat laser bisa menimbulkan risiko luka bakar pada penis hingga kepala penis terpotong. Namun, sebaiknya yang melakukan tindakan sunat ini adalah dokter spesialis bedah yang memang sudah berpengalaman, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam tindakan sunat.
- Metode Klem
Metode Klem kini banyak digunakan oleh dokter untuk tindakan sunat. Setelah proses sunat, dokter akan memasang klem untuk melindungi kepala penis saat memotong kulup. Klem harus tetap terpasang selama beberapa hari sampai luka benar-benar mengering.
Metode sunat bayi yang aman
Rumah Sunat dr. Mahdian menyediakan layanan khusus untuk sunat bayi. Bunda tak perlu khawatir lagi karena dokter dan tim medis kami merupakan para dokter sunat yang professional dan berpengalaman.
Rumah Sunat dr. Mahdian juga memiliki layanan sunat di rumah yang lebih praktis, lebih aman dan tanpa antre. Sebelum menyunat si Kecil, dokter dan tim medis kami melakukan tes swab guna mencegah risiko penularan virus Covid-19. Kami juga selalu menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan APD lengkap dan perlengkapan sunat yang steril. Jadi, Bunda dan si Kecil bisa tetap nyaman di rumah sendiri karena kami yang akan datang ke rumah.
Kami juga menggunakan metode Mahdian Klem yang telah direkomendasikan oleh WHO. Mahdian Klem minim risiko nyeri, tanpa jahit, tanpa bius, dan tanpa perban.
‘’Circumcision Kit’’ atau perlengkapan sunat yang kami gunakan juga sekali pakai sehingga meminimalisir risiko infeksi silang bakteri atau virus dari pasien sat uke pasien lainnya.
Dengan Klem, proses pengerjaan dan masa pemulihan si Kecil juga lebih singkat sehingga si Kecil lebih nyaman setelah sunat.
Yuk Bunda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kami dan segera daftar ke Rumah Sunat dr. Mahdian!