Khitan telah dilakukan sejak dahulu kala, bahkan sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi semaju sekarang. Oleh sebab itu, maka tak heran jika sekarang ini masih beredar mitos-mitos tentang khitan. Seiring berjalannya waktu, mitos-mitos tersebut terjawab. Berikut mitos khitan yang beredar di masyarakat dan penjelasannya.
Mitos Khitan
- Khitan jin
Banyak orangtua yang merasa khawatir ketika melihat penis anak seperti telah dikhitan padahal mereka belum pernah sekalipun mengkhitankan anaknya. Katanya, dikhitan jin. Benarkah?
Sebenarnya kondisi tersebut memiliki alasan medis, bukan sunat jin namanya. Kondisi ini disebut parafimosis. Terjadi akibat gangguan yang menyebabkan kulup penis tertarik ke belakang dan tidak bisa dikembalikanke posis semula.
Parafimosis adalah kelainan bentuk penis yang terjadi karena preputium tertarik ke belakang, dan melipat, serta menjerat batang penis, sehingga tidak bisa lagi ditarik ke depan. Ini menyebabkan kepala penis terlihat seolah-olah seperti habis dikhitan.
Apabila kondisi tersebut dibiarkan dapat mengganggu kesehatan anak karena dapat menimbulkan nyeri, sulit berkemih yang berakibat infeksi saluan kemih dan bahkan ada yang tidak dapat dapat berkemih.
Tindakan tepat untuk kasus seperti ini adalah segera melakukan sunat agar kulit kulupnya tidak menjepit kepala penis.
- Khitan mempercepat pertumbuhan anak
Anggapan khitan dapat percepat pertumbuhan anak kemungkinan terjadi karena budaya di Indonesia umumnya anak lelaki disunat menjelang aqil baligh. Sehingga, kebetulan saat anak selesai dikhitan dan ia memasuki masa aqil baligh, growth hormone-nya pun sedang tinggi-tingginya. Anak bisa saja lebih banyak makan, tubuhnya lebih cepat besar dan juga tinggi. Pertumbuhan anak bisa terjadi karena faktor genetik dan faktor nutrisi.
- Tidak boleh berlarian
Para orangtua biasanya melarang anak-anaknya yang akan melakukan khitan untuk tidak berlarian. Mereka khawatir jika berlarian dapat menyebabkan perdarahan yang banyak saat proses khitan berlangsung.
Sebenarnya keluarnya banyak darah biasanya diakibatkan sang anak terlalu tegang sehingga memicu jantung lebih cepat dari biasanya.
- Habis khitan tidak boleh mandi
Hal ini memang benar, namun jika dilakukan dengan teknik khitan tradisional atau konvensional, sunat laser. Teknik khitan zaman dulu masih sulit dan bahkan menggunakan alat-alat tradisional yang ditakutkan adalah luka bekas khitan akan semakin lama sembuh.
Jika menggunakan sunat laser karena masih perlu penjahitan dan perban memang sebaiknya jangan mandi ataupun terkena air terlebih dahulu.
Namun, saat ini metode khitan telah semakin maju. Anda tidak perlu khawatir lagi, sejak adanya metode khitan Mahdian klem, tidak perlu lagi penjahitan dan perban, anak langsung bisa beraktivitas pascatindakan, boleh mandi, dan proses penyembuhan cepat.
Penggunaan metode Mahdian klem ini tersedia di semua klinik Rumah Sunat dr. Mahdian. Untuk informasi lebih lanjut atu melakukan pendaftaran, silakan mengubungi call center kami.